HELLOOOOOO... PENULIS AJIB NAN ABAL BACK AGAINNN *teriakteriakpromosi* eh stelah 3 bulan gak nongol, gue bawa cerpen baru yang isinya menghancurkan mood anda untuk membaca. thanks.oh ya, ni cerpen hasil otak gue sendiri, bukan copas ide dari cerbung Mak Comblang laenn *kayak yang di Raffendo*
“Fy... gue ya, sama si Lintar” ujar Nova sambil menatap Ify penuh harap.
“oke...” Ify kemudian mengacungkan 2 jempolnya pada Nova, lengkap dengan
senyum. “thank’s Fy... gue do’ain kerja sampingan lo itu makin sukses dehh”
Nova terlihat sangat senang. Ify hanya mengangguk mengamini. “gue ke kantin
dulu ya.. untuk imbalannya, terserah lo deh. daa...” ucap Nova sambil berjalan
menuju kantin sambil bersenandung kecil. Ify mencatat beberapa hal penting yang
ia ketahui tentang Nova maupun Lintar.
Alyssa Saufika Umari. Nama itu begitu terkenal di Global Nusantara
International School. Bagaimana tidak, ia dikenal sebagai mak comblang nomor
satu di kompleks Global Nusantara. Guru-guru juga mengetahui kerja sampingan
gadis berbehel ini. Pelanggan Ify tidak pernah kecewa, karna siapa pun
targetnya pasti bisa diatasi. Ya, kecuali jika si target udah punya pacar.
Saking hebatnya, beberapa hari lalu ada seorang anak SD kelas 3 minta di
comblangin sama anak SMA. Dengan lembut, Ify menolak permintaan anak itu. Oh
ya, walaupun ia adalah mak comblang, tapi gadis ini belum pernah merasakan yang
namanya pacaran ataupun jatuh cinta. Dia juga mempunyai musuh nomor satu, yaitu
Mario Stevano. Pemuda tampan, berkulit hitam manis, bertubuh jakung dan tegap,
serta memiliki senyum khas yang bisa membuat cewek-cewek ber‘melted’(?) ria.
Oke, sekian.
Hari ini, Ify datang kesekolah sambil senyum-senyum sendiri, mengingat
misinya untuk mencomblangkan Nova dan Lintar sukses tanpa ada halangan apa pun.
Saking senengnya, Ify sampai-sampai sempat menyapa kepada setiiap orang yang
lewat. “pagi pak Bryan... sukses kerjanya ya, hari ini” sapanya pada pak Bryan,
si penjaga sekolah, lengkap dengan senyuman khasnya. Setelah itu,ia kembali
melangkahkan kakinya menuju kelasnya sendiri. “pagi bu Nia. Semoga dagangannya
laku semua yaaa” ujarnya ketika berpapasan dengan bu Nia, salah seorang penjual
dikantin sekolahnya. Bu Nia hanya membalas sapaan gadis itu dengan senyuman
hangat. Ketika hampir tiba dikelas, ia melihat beberapa guru dan seorang siswa
sedang berbincang-bincang. Karena dipengaruhi moodnya yang sedang super seneng,
ia menyapa satu-satu orang disitu tanpa ada yang terlewat. “Pagi pak Christo,
Bu Talitha, bu Virgin, pak Glen, Mar...” ucapan Ify terhenti ketika melihat
orang terakhir itu. Dia adalah musuh terbesarnya. “Hey ! kok lo ada juga sih
?!” “suka-suka gue dong.” “tapi kelas lo bukan disini, peseekkkk” “kelas gue
disini, beheeelll” “HAH ? KOK BISA ?” Ify sangat-sangat dan sangat terkejut.
“biasa aja, neng. Gue nggak bakal makan lo kok” balas Rio santai sambil
memasukan kedua tangannya disaku celana SMA-nya. Sehingga dia terlihat lebih cool.“dikelas gue ada murid pindahan
baru. Dia maunya gue yang pindah, ya udah, gue nggak mau panjangin masalah, gue
turutin kemauannya” ujar Rio tanpa dosa. “tapi nggak disini juga kan” “ya, dia
maunya dikelas sini” “eh.. bentar, bentar... kata lo, murid baru ? laki-laki,
perempuan ? sipit, belo ? putih, item ? tinggi, pendek ? gendut, kurus ?” tanya
Ify bertubi-tubi. Rio hanya melongo kaget mendengar pertanyaan gila gadis manis
ini. “santai, neng. Nanya satu-satu dong. Orangnya, tinggi, sipit, putih, agak
kurus, laki-laki” Rio mendetailkan orang itu.
Mendengar itu, wajah Ify langsung berubah senang. Tak ada guratan emosi
di wajahnya. Rio sampai terpana dibuatnya. Cantik
alami batin Rio. Tanpa hitungan detik, Ify langsung menarik tangan Rio.
Terkejut. Itulah satu kata untuk menggambarkan ekspresi Rio saat ini. “Anterin
gue ke orangnya” ujar Ify semangat. “lepas dulu” “lepas ? apaan ?” Ify terlihat
bingung dengan kata yang barusan diucapkan oleh Rio. Rupanya, ia tak menyadari
apa yang sedang digenggamnya kini. “cari tau aja ndiri” balas Rio cuek. Padahal,
dalam hatinya, ia sudah menertawakan kepolosan Ify. “lepas ya ? kalo megangkan
pake tangan...” Ify melirik ke arah tangannya, lalu matanya melotot kaget. Ia
pun segera melepas genggamannya pada tangan Rio. Seketika itu, pipinya menjadi
merah merona.ia merasa sangat malu. Menyadari hal itu, Rio langsung
menyindirnya “ehem.. udah malunya ? makanya, kalo mau megang tuh, liat-liat
dulu” nasihat Rio. “lo pikir mau nyebrang, liat-liat dulu. Itu r-e-f-l-e-k-s,
refleks... Mario Bross” ujar Ify sambil mengeja kata ‘refleks’. “Oh” respon Rio
cuek dan dingin. Memang apa yang ada di batin seorang Mario sangat bertolak
belakang dengan apa yang keluar dari mulutnya kini. Ia sudah ngakak melihat
ekspresi Ify yang berlebihan (menurutnya). “ishh..” mood Ify kembali berubah.
Ia menjadi sangat kesal dengan sifat cuek dan dingin Rio yang bisa kambuh kapan
saja. Dengan kesal, Ify berjalan menuju kelas XI IPA 2, yang merupakan kelas
Rio dulu. Dari belakang, Rio mengikuti Ify. Ify menghentakkan kakinya sambil
mengomel-ngomel.
Ketika tiba di kelas XI IPA 2, Ify langsung berlari menuju seorang
laki-laki yang sedang duduk mendengarkan musik. “Heyyyy....” sapa Ify. Lelaki
itu tak menyadarinya. Ify menjadi kesal, lalu melepas paksa earphone putih
milik laki-laki itu. “Heh ! apa-apaan lo ?!” bentak cowok itu sambil menunduk
membereskan kabel earphone miliknya yang sudah terkali-kali(?). ia mengangkat
kepalanya lalu melongo tak percaya. “IFY ?” kaget cowok itu hingga membuat
sekelas menoleh padanya dan Ify. “hello... kodok gila... kaget ya, liat nona
manis ?” ujar Ify pada si kodok, eh, pada si cowok. “cih.. nama gue ALVIN bukan
kodok !” laki-laki itu atau tepatnya Alvin memandang Ify dengan tatapan tak
suka. “hehee.. candaaa.. candaa.. peacee...” Ify cengengesan sambil mengangkat
2 jarinya. “hm..” respon Alvin. “btw, lo tinggal dimana Pin ?” “apartemen dulu”
“oh..” mereka terus bercerita tanpa menyadari Rio yang melihat semua itu sudah
kepanasan(?) alias cemburu. ‘Ify ada apa yak sama dia ?’ batinnya sambil
berjalan santai kekelas barunya. Selama diperjalanan, Rio membawa aura neraka
yang bisa membuat siapa saja yang melihatnya merinding ketakutan. Tangannya ia
kepalkan kuat-kuat.
TENG TENG TENG TENG...
Lonceng berbunyi pertanda pelajaran pertama akan segera dimulai. “kodok,
gue balik dulu ya.. bye” ujar Ify sambil melangkah kekelasnya. Alvin hanya
mengangguk kecil. Selama diperjalanan, Ify terus bersenandung senang. Akhirnya gue bisa ketemu sepupu culun gue...
hahaha..
***
Setelah tiba dikelas XII IPA 1 –kelas Ify-, Ify langsung duduk manis
ditempatnya. Tak lama kemudian, Pak Duta masuk bersama Rio. Melihat itu,
anak-anak perempuan langsung histeris sendiri.
“KYAAA, sekelas sama Rio !!! aaahhh... gue nggak mimpikan ?”
“hey, pinjem kaca sama sisir lo dong.. cepet”
“eh, dandanan gue gimana ? rapi nggak ?”
Kira-kira begitulah suara-suara anak perempuan dikelas itu. Ify hanya
melengos malas. Ia mengedarkan pandangannya kesamping kiri dan melotot kaget
ketika melihat Dea dengan PD-nya berbicara dengan tembok disebelahnya. “hay
Rio. Aku Dea Christa.. panggil Dea aja... kamu tau nggak ? aku tuh nge-fans
banget sama kamu.. aduh, aku jadi malu” ujar Dea pada tembok itu dengan
semburat merah di pipinya serta tangan yang ia angkat keatas, seolah-olah
sedang berbicara dengan orang. Ify hanya tertawa kecil.
“DIAM !” bentak pak Duta sambil menghentakkan kakinya di lantai kelas.
Sontak, semuanya kaget lalu diam. “bagus... Rio, selamat datang dikelas yang
baru, kelas XI IPA 1. Saya pikir, semua sudah mengenal siapa murid ini. Kamu
duduk disamping Ify sekarang” ujar Pak Duta selaku wali kelas XI IPA 1. “baik
pak” Rio lalu berjalan kearah Ify.
Hening...
Ify sibuk melamun. Ify menyanggah kepalanya dengan tangan kanannya. Kenapa gue bisa sekelas sama si pesek ya ?
pertanyaan itu selalu berputar-putar diotak Ify. Tanpa disadarinya, Rio sudah
duduk menempati bangku disebelahnya. Ify tersadar dari lamunannya lalu menengok
kearah sebelah kiri, di tempat duduk yang (tadinya) kosong. Matanya melotot,
mulutnya pun terbuka lebar. Ia benar-benar kaget.
1detik...
2detik...
3detik...
“KOK LO DISINI SIHH ? PINDAH !!” teriak Ify dengan suara toa-nya. Siswa
cewek kaget, karena bisa-bisa-nya Ify menolak sebangku sama prince Global Nusantara SHS itu. Ckck...
benar-benar suatu keajaiban. Rio hanya menatap Ify sinis lalu menunjuk kearah
pak Duta. “tanya aja sama pak Duta” ujarnya santai, tapi tetap cool. Ify mengedarkan pandangannya
menuju pak Duta. “Pak Duta... kok Rio di..” “DIAM ALYSSA” omongan Ify terputus
dengan sekali bentakkan guru Kimia-nya itu. Ify langsung duduk manis dengan
diam. Disampingnya, si Rio hanya tertawa kecil melihat adegan itu. “apa lo ?”
tanya Ify jutek. “nothing” Rio lalu fokus mendengarkan penjelasan pak Duta. Ify
hanya mendengus kesal.
***
SMA Global Nusantar sudah pulang sejak 1 jam yang lalu. Nampak seorang
gadis sedang duduk bersantai di pinggiran kolam berenang mini. Gadis itu
memakai kacamata berwarna hitam, juga topi tamasya berwarna biru. Yap, gadis
itu adalah Ify. Dengan santainya, ia mengambil jus jeruk yang sedang bertengger
ria(?) dimeja samping kirinya. “ahh... Nova sama Lintar selese, tugas baru...
Aren sama Rizky... ckckck... ngapain perlu dicomblangin kalau dasarnya suka
sama suka...” gumamnya pelan. “eh... gue mau liat dulu bagaimana hasil
combalngan gue selama 3 hari ini” Ify lalu mengambil sebuah buku bersampul
stich, lalu membukanya secara perlahan.
1.Sivia Alvin =
kalung hello kitty
2.Agni Cakka = kaos
kerropi
3. Zahra Gabriel =
T-shirt monnokurrobo
4. Acha Ozy = flat
shoes hitam berpita
5. Nova Lintar
= kacamata ribben hitam
“wuiiissh... baru tiga hari meennn, udah 5 pelanggan.. ckck... untung
gue” ujar Ify dengan bangganya sambil bertepuk tangan. “ngapain lo ? kayak
orang gila” suara seseorang mengejutkan Ify. “rese ! lo kalo mau dateng ngomong
dulu kek...” omel Ify sambil menaruh kembali buku itu pada tempat semula. rio
terlihat tertarik dengan buku itu. Secepat kilat ia menyambar buku itu dan
membacanya. “eeee.... buku guee” Ify mencoba mengambil bukunya yang digenggam Rio.
“siniin” tiba-tiba Ify terpeleset dan hampir tercebur ke kolam yang berada
tepat dibelakangnya. Dengan lincah Rio menarik Ify bermaksud menolongnya, tapi
yang terjadi malah Ify terjatuh kearah depan dan sukses menindih Rio. Ify
membuka matanya, dan mendapati mata elang Rio tengah menatapnya. Seakan
terhipnotis, Ify balas menatap Rio.
1detik...
2detik...
3detik...
4detik...
5detik...
HENING CIPTA MULAI(?)
“WOY... WOY NGAPAIN LO BERDUA... IDIH... INGET MASIH SMA...” teriak Deva
heboh. Deva ini adalah adik Ify. ‘waduh.. mampuss.. ni anak kan nethink mulu...
bisa barabe nih’ batin Ify sambil mencoba berdiri. Rio juga berdiri. Keduanya
diam. Bungkam. Tanpa suara. Tidak ada suara. Hening. Deva yang melihat itu
terheran-heran. “nape lo berdua ?” tanya Deva penasaran. Tidak ada yang
menjawab. Ify langsung masuk kedalam rumahnya dengan diam. Begitu pula dengan
Rio. Ia masuk kedalam rumah Ify untuk berpamitan pada tante Gina, lalu kembali
ke habitat aslinya(?).
***
Jam sudah menunjukkan pukul 19.00 WIB. Seorang gadis termenung sendirian.
Ia adalah Sivia, sahabat dari mak comblang andalan Global Nusantara. Ia
tersenyum sendiri, mengingat-ingat kejadian dimana sang kekasih Alvin yang
notabene-nya adalah sepupu dari sahabatnya. Begitu dan sangat romantis. Alvin
menembaknya sambil bernyanyi lagu kesukaan Sivia ( ada yg tau lgu kskaan Pia ?
sy gk tau hhe..). sedang asik asiknya melamun, tiba-tiba dia dikagetkan dengan
kedatangan tamu tak diundang. “DOOORRRR” “ehyaampunpacarguesi...” latah Sivia. Ia
segera menutup mulutnya. Untung tidak keceplosan. Bisa barabe nih. Apalagi yang
ngagetin dia adalah adik terbawelnya yaitu si Oik. Sipit, putih dan tentunya
cantik, seperti Sivia. Maklumm, kakak-adik getooohh*okesipinilebay*. “wahh...
kakak punya pacar ? siapa-siapa ?” tanya Oik antusias. Pasalnya, baru kali ini
Sivia pacaran. Dengan malu-malu, Sivia menceritakan bagaimana prosesnya. Oik
pun dengan semangat mendengarkan cerita Sivia, sambil sesekali menggoda kakak
semata wayang(?)nya ini. Diakhir cerita, Sivia sudah malu sekali. “acieee... kak
Via... kan belom dibolehin pacaran” “sttt... lo juga udah punya pacarkan ? si
Obie Obyat Obat.. eh apa namanya ?” “Obiet kak ! masa Obat sihh” gerutu Oik
karna sang kakak salah menyebut nama pacarnya. “nahhh itu ! Obi..nghhfthghbddfbbg”
seru Sivia agak keras, lalu disambung bekapan dari Oik. “jangan kuat-kuat kakak
ku sayanggg” ujar Oik gemas. Mereka berdua lanjut bercanda tawa.
***
Melamun. Satu kata yang sangat cocok untuk Ify. “kenapa gue seceroboh
tadi ya ?” tanyanya pada diri sendiri. Ia masih membayangkan kejadian tadi.
Sungguh, ia merasa sangat malu. “aaaa....” Ify menutupi wajahnya dengan kedua
tangannya, tak mau rona merah yang menghiasi pipinya dilihat orang lain.
Padahal, dikamar hanya ada dia sendirian. “kok gue jadi salting gini ya ?
argghh...” Ify pun mengambil iPhonenya yang sedang terletak tak berdaya
disampingnya. Sejenak, ia nampak biasa saja saat membuka kunci iPhonenya.
Beberapa detik kemudian, ia melotot kaget ketika melihat 83 pesan belum dibaca.
Dibukanya satu-satu sambil beberapa kali kaget. Pasalnya, semua pesan itu
rata-rata begini :
Kak Ify, ini dari
Acha X IPA1, comblangin aku sama kak Rio dong.
Ifyyyyy, gue kakak
kelas lo, comblangin gue sm Rio ya
Pokoknya, semua sms itu intinya ‘minta
dicomblangin sama Rio’ dan pastinya Ify akan menolak itu. Untung dia sudah
mendaftar paket sms tadi, jadi sekarang dia bisa membalas semua pesan dari
adik, kakak dan teman kelasnya itu, dengan beberapa kalimat yang sama : ‘tergantung
Rio-nya. Kalau dia mau atau nggak, atau bahkan dia sudah punya gebetan’ balas
Ify dengan cepat. Tangannya sudah terasa pegal. Tak berapa lama, iPhone
miliknya sudah dihujani sms.
Hah, masa Rio udah
punya gebetannn? Aaa...
“ckckck... kurang kerjaan amat deh.” gumam Ify sambil berbaring dikasur
empuknya. Tidak perlu menunggu lama, Ify sudah berlayar ke dreamland.
***
Rio memarkirkan motornya digarasi rumah mewah milik orang tuanya. Dengan
perasaan campur aduk, ia memasuki kediaman Haling tersebut. Dengan cepat, ia
pergi kekamarnya, lalu tidur.
***
Keesokan harinya, Ify dan Rio tidak saling berbicara satu sama lain. Hal
ini membuat Sivia dan Alvin heran. Tak biasanya kucing dan tikus ini berdiam
diri. “woyy, nape lo berdua ? kesambet ? nggak biasanya” ujar Alvin sambil
menempatkan tangan kanannya didagu dan tangan kirinya dilipat didepan dadanya.
Mirip seorang detektif. “diem lo” kata Rio dan Ify berbarengan. Mereka saling
menatapp, lalu melengos malas. Tak llama kemudian, bel berbunyi menandakan
pelajaran pertama dimulai.
***
Lonceng istirah sudah berbunyi sejak 15 menit yang lalu. Sivia masih
setia merengek-rengek pada Ify. “Ify... ayolahh... kekantin... gue udah lapar
nihh” Sivia mulai menarik-narik tangan Ify. Ify hanya menatap Sivia. “Vi, ini
udah 15 menit istirahat loh. Emangnya, perut lo nggak tahan apa ? pergi sendiri
aja. Gue lagi males” balas Ify sambil menunjuk jam dinding yang terpampang rapi
di tembok dekat papan tulis. Sivia akhirnya mengangguk pasrah lalu pergi
kekantin sendirian.
Sekarang yang berada dikelas tinggal Ify dan Rio. “Oh, iya !” pekik Ify
kemudian mengambil iPhone miliknya yang ia simpan di dalam tas. Setelah
mendapatkannya, Ify berjalan menuju ke arah Rio yang sedang duduk melamun.
“HOY!” seru Ify mengagetkan Rio. “eh, ya ampun” ujar Rio refleks sambil
mengelus dadanya. Sedetik kemudian, ia melempar arah pandangnya ke samping
kiri, ditempat Ify berada. “lo kalau mau ngagetin mikir dulu dong. Untung gue
nggak punya penyakit jantung” omel Rio pada Ify yang sedang nyengir dan
mengangkat jari tengah dan jari telunjuknya. “hehehe... peace” Ify kemudian sibuk
mengutak-atik iPhone putihnya, lalu menyodorkannya pada Rio. “nih, baca semua
sms masuk gue” dengan heran, Rio mengambil iPhone Ify, kemudian membacanya
satu-persatu. Seketika, senyum Rio mengembang. Senyumnya sangat manis, hingga
Ify jadi terpana. Oh my God, malaikat tak
bersayap gumamnya dalam hati. Dengan segera, Ify menggelengkan kepalanya.
“nape lo, Fy ?” sebuah suara mengagetkannya. “eh nggak, Yo. Lo sendiri kenapa
senyam-senyum ?” “ehehee... banyak juga yah, yang nge-fans sama gue... ya
iyalah.. Rio” ujar Rio sambil menepuk bangga dadanya. “yee.. belagu amat lo”
cibir Ify. Tap... tap..tap.. deru suara langkah membahana dikelas XI IPA1. Baik
Ify maupun Rio memandang kearah pintu kelas yang sudah penuh dengan anak-anak
cewek disekolahnya. Ada kelas XII, ada kelas XI, ada juga anak kelas X. Semuanya
membawa chitato. wow, bakal pesta chitato
nih batin Rio sambil tersenyum senang.
“RIO INI BUAT KAMU”
“RIO RIO RIO RIO”
Jiahhh, teriakan anak-anak malah membuat keadaan kelas menjadi ribut.
“tenang... taroh aja dulu tuh chitato di tas gue. Sebagai terima kasih, gue
bakal ngasih nomor telpon gue” ujar Rio yang langsung disambut dengan sorakan
gembira siswa putri.
“gue duluan”
“gue”
“gue”
Rupanya, Dea dan Zevanas sedang memperbutkan untuk memasukan chitato
besar mereka ke tas pangeran Global Nusantara. Berbekal(?) semangat 45, Rio
menghampiri mereka sambil memasang senyuman maut, yang bisa bikin siapa pun
klepek-klepek, termasuk 2 orang ciptaan Tuhan ini. Ketika Rio tiba disitu, ia
langsung menyodorkan tangannya, sementara keduanya ternganga senang. Tanpa
mereka sadari, beberapa siswa sudah mendahului mereka. Dengan gembira, mereka
memberikan chitato mereka pada Rio. “ha.. hai Rio..” ujar Dea sambil
cengengesan najong dan memperaktekan gayanya yang ia buat bersama tembok(?)
tadi. “hahahahahha....” tawa Ify membahana(?) dikelas XI IPA1. Semua mata
mengarah kepada gadis cantik tersebut. “ups..” gumam Ify sambil menutup
wajahnya karna malu. ‘gue harus bisa’ batin Ify sambil membuka tangannya(?)
yang menutupi wajah imut miliknya tersebut. “Ehh.. hehehe.. sorry-sorry...”
ujar Ify sambil nyengir dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. “eh, iya...
ADA YANG MAU GUE COMBLANGIN SAMA RIO ?” seru Ify yang membuat semuanya histeris,
kecuali Rio. Ia menatap bingung pada Ify. ‘ni anak knapa ya’ pikir Rio sambil
menatap Ify heran.
“Ify, gue yaaaa”
“Fy, guee”
“isshh, gue”
“gue”
Blablabla... intinya, semua mau dicomblangin sama Rio –samadong-. “OKE
OKE STOPPPP....” teriak Ify melerai pertengkaran beberapa siswi. “Fy . .” “DIEM
LO” bentak Ify yang berhasil membuat mulut Rio terkunci. Dengan gerak cepat,
Rio menuliskan beberapa deretan kalimat di iPhone nya, lalu dikirim pada Ify. Rio
menatap setiap gerak-gerik Ify, juga perubahan ekspresinya. Terakhir, ia
melihat tangan Ify dengan cepat mengetuk-ngetuk layar iPhone dengan ekspresi
takut berlebihan. Rio tertawa puas melihat ekspresi Ify yang menurutnya lucu dan unik.
From : pesek gila
Fy, lo lanjutin misi
sinting lo itu, gue jamin kolam renang belakang rumah lo itu akan jadi sasaran.
Beberapa
kalimat simple, tapi bermakna mengan-cam. “Oke guys. Nggak jadi deh... gue ada
misi lain” umum Ify pada teman-temannya yang terheran-heran menatap Ify dan Rio
yang jaraknya nggak sampai 3 meter, sms-an. Dengan lesu, semuanya mengangguk
lalu keluar dari kelasnya pangeran GN ini. Ketika kelas sepi, Ify mengambil
sebuah kamus bahasa inggris yang tebalnya mele-bihi novel harry potter, lalu
ditimpuknya kepala pria hitam manis ini. “aduh” ringis Rio sambil memegang
kepalanya. “lo coba ngancem gue hah ?” desis Ify tajam. Matanya kini berahli
pada pria disamping kirinya ini. Tatapan itu sangat sinis, ke-mudian menjadi
tatapan yang sayu. “Lo gimana sih, kalau ntar gue mati, siapa coba yang bakal
ceritain kalo lo masih takut tidur sendiri” ujar Ify santai.
*PLETAK*
Jitakan Rio mendarat mulus di dahi gadis manis ini. “Lo kalo mau buka
aib orang jangan disini dodol” bisik Rio sambil membungkuk untuk menyamakan
tingginya dengan tinggi Ify. Sekarang, posisi mereka berhadapan dan jarak
mereka sangat dekat. ( ya iyalah, namanya bisik-bisik ). “Fy.. lo.. AAAAA”
seseorang nampak membuyarkan kegiatan Rio dan Ify. Saat mereka berbalik(?)
badan, mereka mendapati Sivia yang tengah berdiri sambil menutup mata sipitnya
dengan kedua tangan miliknya. Ify berjalan kearah Sivia. Sedangkan Rio, dia
sudah duduk manis dibangkunya. “Vi, kenapa lo ?” tanya Ify yang sudah berada
didepan sahabat tercintanya itu. Ia menyentuh tangan Sivia. “udah ya” gumam
Sivia sambil membuka matanya lalu menatap Ify. “Lo tuh masih SMA Fy, jangan
buat adegan 17 tahun keatas dong” nasihat Sivia sambil menepuk pundak Ify bak
seorang ayah memberi nasihat pada anaknya. PLETAK sebuah jitakan sayang(?)
meluncur hebat di dahi gadis Sipit ini. Segera Sivia menempatkan tangannya pada
dahi korban jitakan Ify. “Sakit dodol” omel Sivia pada Ify. Gadis berbehel ini
hanya mengacungkan jari telunjuk dan jari tengahnya, sambil memperlihatkan
deretan gigi yang dipagari behel biru itu. “lagian lo sih, siapa juga yang mau
buat adegan 17 tahun keatas sama si pesek satu itu” ujar Ify dengan watadosnya.
“gue denger lo, Fy” kata Rio sambil menyentuh pundak Ify. Saat Ify mem-balikan
badannya, Rio langsung menghadiahinya dengan sebuah toyoran gratis(?). “aduh. .
. heh, lo itu kalo udah pesek ya pesek aja. Nggak usah ngajak orang lain. Sakit
nih, ampe di idung” omel Ify pada Rio sambil memegang hidungnya. Rio tak
menggubris omelan Ify. Ia berjalan kearah bangkunya dengan gaya yang super
duper cool. Ify yang melihat itu
langsung terpana. Wow, cowok se rese Rio,
ternyata bisa juga jadi ganteng(?) ujar Ify dalam lamunannya(?). ia
menyanggah kepalanya dengan tangan kiri lalu menatap Rio dengan tatapan kagum.
Sedangkan Rio, ia merasakan ada yang menatapnya. Ia kemudian mengedarkan
kepalanya disebelah kiri, tepatnya di bangku Alyssa Saufika Umari, mak comblang
nomor satu itu. Seketika itu juga, ia berjalan menghampiri Ify yang sedang
melamun. Sesampainya di tempat Ify, ia berdehem kecil. “ehm” Ify segera
tersadar dari lamunannya. Ia menatap Rio sebal. Sebal ? iyalah.. orang lagi
melamun enak(?) diganggu. “Lo punya hati sama gue ?” tanya Rio datar, sambil
memasang gaya coolnya. “eh, nggak kok,Yoo. Gue tuh lagi ngelamunin..
ngelamunin.. eh, ngelamunin adek gue” ujar Ify terbata-bata. “oh” respon Rio
singkat sambil kembali ketempatnya.
***
SMA Global Nusantara sudah pulang sejak 2 jam yang lalu, tapi sekolah
ini masih dihuni oleh beberapa siswa. Rio dan para anggota basket, sedang
mengadakan latihan kecil, untung mempersiapkan diri, jika tiba-tiba ada
pertandingan mendadak. “Latihan selesai” teriak Rio selaku kapten basket dari
luar lapangan. Ia kemudian beristirahat sejenak sambil bergerak-gerak kecil.
“bro, gue pulang duluan ya” pamit Alvin yang langsung disusul anggukan beberapa
anggota lain. Rio hanya menatap mereka sekilas lalu tersenyum dan menganggukan
kepalanya. Semuanya pun langsung pulang, terkecuali Rio. Ia membenahi tas
sekolahnya, lalu segera beranjak untuk keluar dari lapangan sekolah. Rio
kemudian berjalan menuju ke arah parkiran, untuk mengambil cagiva hitam
kesayangannya. Pulang. Itulah satu kata yang sedari tadi berputar-putar di
pikirannya. Namun, niatnya itu segera ia urungkan ketika melihat seorang gadis
cantik yang sedang berdiri sendirian di depan gerbang sekolah, sambil menatap
layar ponsel miliknya sendiri, dan menghentak-hentakkan kakinya. Rio
menghampiri gadis itu, lalu menawarinya untuk pulang bersama. “Fy, pulang
bareng yuk” ajak Rio pada gadis itu yang adalah Ify. Ify menatap Rio. “nggak
deh, makasih. Gue takut ngerepotin lo” tolak Ify halus sambil memberikan senyum
manis. Entah kenapa, ia merasakan deguban jantungnya menjadi 2 bahkan 3 kali
lipat saat ini. Rio tertawa kecil mendengar jawaban Ify. “nggak kok, Fy. Lagian
kalo ngerepotin, ngapain juga gue ngajak lo” ucap Rio sambil mengacak pelan
poni Ify. Pipi Ify menjadi merah. Ia menunduk untuk menutupi kesaltingannya.
“udah, ayo naik” ujar Rio sambil menarik pelan tangan Ify. Entah mengapa, perut
Ify seperti digelitik oleh ribuan kupu-kupu *oke,lebaybangetnih*. Selama
diperjalanan, Ify tidak berpegangan pada Rio. Malu katanya(?). tanpa Ify
sadari, Rio tersenyum geli melihat tingkah Ify yang berada tepat dibelakangnya.
Ify sedang menunduk, sehingga membuat rambut panjangnya yang digerai indah
menari kearah belakang. Setelah 20 menit menempuh perjalanan, Rio menghentikan
cagivanya di tepi pantai yang indah. Sunset-nya sangat terlihat jelas dari
tempat ini. “Yo, kok kita kesini sih ?”tanya Ify kebingungan. Rio tak menjawab
pertanyaan Ify. Lelaki itu malah menatap kearah langit sore yang indah
disebelah kirinya. Gadis cantik itu mengikuti arah tatapan Rio dan langsung
terpana dengan pemandangan yang ada. Tak lama kemudian, Ify merasakan tangannya
menghangat. Matanya berahli menatap kedua tangan miliknya, yang sedang terpaut
dengan tangan seorang lelaki. Ya, lelaki itu adalah Mario Stevano Aditya
Haling. “gue cinta sama lo” ujar Rio singkat, sambil menatap Ify. 4 kata yang
sederhana, tapi mampu membuat Ify terdiam, bungkam seribu bahasa. Ify menatap
Rio tepat dimanik matanya, mencari sebuah kebohongan. Namun, yang didapatinya
adalah tatapan ketulusan dan kesungguhan. “gue selalu menolak setiap gadis yang
pengen lo comblangin sama gue, karena gue pengen nyombalngin diri gue ke elo”
jelas Rio tetap menatap Ify. “tapi Yo..” “gue tau lo nggak cinta sama gue”
potong Rio cepat lalu melepaskan tangannya yang sedang menggenggam tangan Ify.
“besok gue ke Aussie” Rio lalu pergi berjalan ke arah motornya. ‘gue harus
bisa’ batin Ify mantap. Ia segera berlari menghampiri Rio, dan langsung
memeluknya dari belakang. “gue juga cinta sama lo, Yo. Jangan pergi... gue
pengen jadi pacar lo...” ujar Ify sesengukan dibalik punggung kokoh Rio. Ukiran
senyuman manis terpampang jelas dibibir lelaki hitam manis itu. Ia lantas
membalikan badannya dan memegang bahu Ify, kemudian memeluknya erat, seakan tak
akan pernah ia lepas. Ify tetap terus menangis, bahkan sekarang lebih kencang.
“hey, kenapa menangis sayang...” ujar Rio lembut, sambil melepaskan pelukannya,
dan menghapus kedua anak sungai yang sudah terbentuk pada pipi kekasih barunya
itu. “jangan pergi...” lirih Ify di sela-sela tangisnya. “sudahlah, aku tidak
akan pergi, tadi itu hanya bercanda” kata Rio sambil mencium kedua pipi Ify.
“ayo pulang” ajak Rio sambil menggenggam tangan Ify lalu naik keatas motor.
“sayang, pegangan dong” “pegangan dimana ?” ujar Ify polos. Tawa pun keluar
dari mulut Rio. Sungguh, kekasihnya ini sangat polos. Tentu, karna Ify belum
pernah pacaran. Eits, bukan berarti Ify gak laku ya. Banyak sih yang nembak
dia, tapi belum ada yang srek dihati. Tak lama kemudian, Rio menarik tangan Ify
dan dilingkarkan pada perut sixpacknya#eaa. Dan sekarang, mereka beranjak
pulang. Yaaaaahh, mak comblang udah nemuin cintanya. THE END.
Wkwkw.... cerbung ini gak masuk diakal. *jangan.di.contoh*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar