Rabu, 31 Juli 2013

Hai

haiiii.... lo semua pasti pada kenal sm gue kan ? Nggak ? Masa ? Ciyus lo cemua nggak kenal gue ? ituloh, gebetannya si Mario Stevano Aditya Haling*plak* ehee... nggak ding... gue adalah... jreng-jreng-jreng...*apadah* nggak jadi. karna gue yakin nggak ada yang bakal baca ni tulisan artis*plak*. sekian dannnnnnn THANK YOU

Love at Japan ( cerpen RiFy )


Liburan sekolah sudah tiba. Si raja siang terlihat begitu semangat menjalankan tugasnya. Nampak seorang gadis berdagu tirus dan bertubuh mungil sedang duduk dibalkon kamarnya. “hmm... liburan kali ini... kemana ya ?... ke Jepang aja deh” gumamnya sambil berdiri lalu menuju keluar kamar. “MAMAAAAA.... PAPAAA....” teriaknya begitu kencang. “Aduhh... jangan teriak teriak dong. Ada apa Ify ?” ya sudah bisa ditebak, namanya adalah Ify atau lengkapnya Alyssa Saufika Umari. Gadis ini berumur 16 tahun. “hehee... ma, pa, liburan ini, Ify mau ke Jepang ya ? sendirian aja. Pliisss....” mohon Ify sambil memasang muka memelas. Mama papa Ify terlihat kaget, dan langsung berbisik bisik. Ngintip yuk.. hihi..^^
“pa, gimana ? kasih izin nggak ?” bisik mama Ify.
“boleh. Tapi dia nggak boleh sendirian”
“oh mama tau ! sama Rio aja”
“ya ! mama pinter deh”
“bisikin apa sih ? lama banget.” Geram Ify yang dari tadi dicuekin sama mama papa nya. Ke-2 orang tua Ify berhenti bebisik lalu tersenyum menghadap kearah Ify. “Boleh... sangat boleh” ujar mamanya sangat yakin. “beneran Ma, Pa ?” tanya Ify dengan mata berbinar-binar. Mereka berdua mengangguk. “YEESSSS ! makasih ma, pa” ucap Ify sambil memeluk kedua ortunya. Di pikirannya saat ini hanyalah membeli kacamata, kaos, dress, celana, sepatu dan semua yang bermerk bagus. “tapiii...” omongan mama Ify membuyarkan lamunan –indah-nya. “Tapi apa ?” Ify lantas melepaskan pelukannya dan menatap heran pada mamanya. “harus sama RIO” lanjut papanya sambil menekan nama Rio. “APAAAAA ?” teriak Ify sangat keras, sehingga orang-orang yang berada di rumah itu harus menutup telinganya. “papa, nggak bisa gitu dong.. ify pengen sendirian papa... lagian, papa taukan, kalo Rio itu musuh bebuyutan Ify. Ayolahh... ify pengen sendirian... Ify bisa jaga diri kok, pa. ya ? ya ? yaaa? ” rayu Ify pada papanya. Sedangkan mamanya ada diluar sedang menelpon seseorang. “Kamu pilih deh. Pergi ke Jepang sama Rio atau nggak pergi sama sekali ?” kata papa Ify. Mau tak mau, Ify memilih pilihan pertama. “Iya deh, sama Rio.” Ujar Ify malas. “nah bagus. Lagian, ini untuk kebaikan kamu Ify. Siapa nanti yang akan jagain kamu disana. Kalau nanti ada penjahat ? terus kamu diculik, disekap, terus dibu..” “papa, nggak usah terlalu banyak ngeyel deh” ujar Ify. Mama Ify datang dan tersenyum “Ify sekarang siap-siap ya. Mama udah nelpon tante Dea supaya bilang ke Rio. Dan Rionya mau, dipaksa dikit. Hehee. Untuk tiket, mama udah pesenin pesawat malam ini ke Jepang.” Ujar mama Ify santai. Ify melongo. “ya udah deh. Dada ma, pa” Ify lalu beranjak kekamarnya dengan malas.
***
Drrrrtddrrrttt... ponsel mama Rio bergetar pertanda ada telpon masuk. Rio yang melihatnya langsung mengambil ponsel itu dan berlari menuju mamanya. “ma, tante Zahra nelpon” ujarnya sambil memberikan handphone itu kepada mamanya, tante Dea. “makasih sayang. Tolong buatin mama teh hangat ya.” Rio mengangguk dan melangkah ke dapur. Tante Dea menerima panggilan itu dan berjalan kearah taman belakang.
Dea : halo, Zahra. Selamat siang
Zahra : halo Dea. Selamat siang. Maaf mengganggu kamu sebentar
Dea : tak apa-apa. Ada apa ?
Zahra : aku mau meminjam Rio
Dea : berhubungan dengan Ify ? boleh boleh sekali
Zahra : terima kasih. Tapi, ini ke Jepang loh sama Ify . tiketnya sudah saya pesan malam ini. Mereka 2 minggu loh disana. Aku takut Ify kenapa-napa.
Dea : kemana aja boleh asalkan sama Ify. Baiklah, saya tanya dulu ke Rio
Dea melihat Rio sedang berjalan kearahnya dengan membawa secangkir teh. “Rio, sini nak” panggil Dea. Rio semakin mempercepat langkah. Setelah sampai dihadapan Dea, Rio meletakan teh itu diatas meja disamping Dea. “ada apa ma ?” “gini loh, Yo. Si Ify mau ke jepang” “lha, terus hubungannya sama aku apa ?” “kamu temenin dia lah” celetuk tante Dea, yang mampu membuat Rio melototkan matanya. “NGGAK !” ujarnya tegas. “Ya udah. Kalo kamu mau gitar kamu dijual, ATM kamu mama ambil, nggak ada ruang musik, nggak ada alat mus. . .” “IYA DEH. RIO MAU” Dea tersenyum sebentar dan berbisik pada Rio. “Tiketnya malam ini. Sekarang kamu bergegas. Oh, ya. Kamu disana 2 minggu”  lanjut Dea. Rio melotot kaget. Bagaimana bisa ia berada di negara sakura itu dengan seorang gadis yang notabenenya ‘MUSUH BEBUYUTAN’ dengannya. Mau tak mau ia segera berjalan kekamarnya, dan mempersiapkan segalanya.
Dea : Zahra, Rio mau. Walaupun aku paksa sedikit. Hehee... 1 jam lagi dia sudah disana.
Zahra : Terima kasih Dea. Kamu memang sahabatku yang terbaik. Ya sudah. Selamat siang.
Dea : sama-sama. Selamat siang.
Tutt... tut.. sambungan terputus.
***
Rio memasukan baju terakhirnya disebuah koper kecil dengan wajah ditekuk. “mama apaan sih. Udah tau gue sama si behel cungkring musuhan banget. Malah disuruh berangkat bareng.” Omelnya. “hufffth... akhirnya selesai juga” Rio me-lap keringatnya. “gue mandi dulu deh” ujarnya sambil berlari menuju kamar mandi dan segera mandi.
10 menit kemudian...
Rio sudah selesai mandi. Ia terlihat sangat keren. Celana jeans panjang, kemeja putih yang lengannya digulung dan 2 kancingnya dibiarkan terbuka sehingga memperlihatkan kaus hitamnya, sepatu kets hitam yang sangat pas dengan kakinya, dan untuk sentuhan terakhir ia memakai topi berwarna putih yang bercorak hitam. Tak lupa ditelinganya sudah terpasang earphone putih. Dimatanya juga sudah ada kacamata hitam. “MAMA... RIO UDAH SIAP” teriaknya. Ia segera turun kebawah sambil membawa koper kecilnya. “langsung aja kerumah Ify” balas Dea dari dapur. “ya udah, Rio berangkat ya. Salam buat papa” Rio pun pergi kerumah Ify dengan taxi.
***
Ify sudah selesai memasukan semua barang yang ia perlukan. Dia juga sudah selesai mandi dan bersiap siap karena hari sudah sore tepatnya jam 4 sore, dan pesawat akan berangkat jam 6 sore. “huffth.. semuanya sudah selesai... gue kebawah dulu deh” gumam Ify sambil berjalan dengan membawa kopernya.
***
Ting.. tong.. suara bel pintu berbunyi. ify yang baru saja ingin duduk langsung terpelonjak kaget dan segera membuka pintunya. CKLEEKK....Ify menatap sekilas orang didepannya. Ia tidak mau lama-lama, karena nanti ketahuan ia terpesona. “Ya elah... gue kira orang penting. Ternyata si rese. Kalau tau itu lo, gue nggak perlu capek-capek bukain pintu” Ify mengomel setelah tau orang itu Rio. ‘ganteng banget lo, Yo’ batin Ify berbicara. Rio menatap Ify tak bergeming. ‘Ya ampun, ini lo, Fy ? sumpfaah cakep banget’ batin Rio. Ify mengenakan kaos putih dengan pita hitam di sisi kiri atas. Celana jeans panjang, sepatu berwarna hitam pekat, dan rambut dikucir satu dan poninya dibiarkan terurai serta polesan make-up berwarna natural dan tas berwarna hitam bergaris putih. Mereka terlihat sangat serasi.“masuk gih” kata Ify sambil berjalan mendahului Rio. Rio pun tersadar dari lamunannya. Ia pergi masuk dengan Ify. Tiba-tiba, tante Zahra datang sambil membawa setoples cemilan kesukaan Rio dan Ify, kemudian meletakannya dan mengambil segelas teh hangat dan menaruhnya didepan Rio. “Punya Ify mana, ma ?” tanya Ify. “buat sendiri sana” jawab mama Zahra. “ish.. mamaa..” kesal Ify sambil berdiri dan menatap Rio. Rio hanya memeletkan lidahnya. “maaf loh, Yo. Tante udah ngerepotin kamu. Jagain Ify yah disana” kata mama Zahra sambil duduk didepan Rio. Tak lama kemudian Ify datang sambil meminum sebotol air mineral dengan wajah cemberut. “mama ini gimana sih... suruh Ify bikin teh, eh.. teh sama gulanya abis” Ify mengembungkan pipinya pertanda ia sedang kesal, tapi malah terlihat lucu. Rio tersenyum sedikit melihat tingkah Ify. Ia tahu bahwa tingkah itu tak dibuat-buat. “okeh. Sekarang kalian berangkat gih. Suruh pak Mamang anterin. Baik-baik yah disana” kata mama Zahra yang langsung disusul anggukan mengerti keduanya. “dadah ma/ tante” ujar RiFy barengan. Mereka berdua pergi menggunakan mobil Ify.
***
Sesudah check-in, Rio dan Ify menunggu disebuah ruangan dengan orang banyak. Beberapa perempuan dan laki-laki remaja menatap Rio dan Ify dengan kagum dan iri. Mengapa kagum ? karena penampilan mereka berdua yang serasi dan awesome , iri karena mereka mengira Rio dan Ify adalah sepasang kekasih. “Yo, gue risih nih. Dari tadi mereka liatin kita terus” bisik Ify. “ya udah, kalo lo risih, labrak aja tuh orang-orang. Selesaikan” balas Rio santai. “perhatian... perhatian... kepada penumpang pesawat Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan RFM2406 agar segera menaiki pesawat melalui gerbang nomor 1. Sekali lagi kepada penumpang pesawat Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan RFM2406 agar segera menaiki pesawat melalui gerbang nomor 1. Terima kasih.” Terdengar suara dari pengeras suara. Rio dan Ify segera pergi menuju gerbang 1.
***
Pesawat sudah mau mendekati waktu lending. Ify terlihat sangat gelisah. Dari tadi matanya merem terus, tangannya dikepal kayak orang ketakutan. ‘OMG tolong gue dong. Gue paling takut waktu lending gini. Pesawatnya kayak mau jatoh...’ batin Ify ketakutan. Rio dari tadi terheran-heran dengan Ify. ‘kayaknya, dia takut deh, waktu lending gini’ Rio langsung menarik lalu menggenggam tangan Ify dengan lembut. “eh..” gumam Ify sambil membuka matanya. DEG... pemandangan pertama yang didapatinya adalah senyuman manis dari Rio. “gue tau... lo pasti takut kan ?” ujar Rio dengan nada lembut. Ify hanya mengangguk kemudian menunduk. “Eh.. Yo tangan lo...” Ify lalu menatap Rio yang sedang bersandar dan merem. “biarin aja... supaya lo nggak takut” kata Rio. Pipi Ify berubah warna(?) menjadi merah merona. “ma.. makasih” ucapnya tulus sambil menyunggingkan senyuman manis.
***
Tokyo. 09.00 a.m
Mereka sudah berada di Tokyo, dan sudah mendapat hotel yang dibooking tante Zahra lewat internet. Tapi mereka belum pergi kehotel itu, sementara barang-barang mereka sudah duluan(?) diantar pake taksi tadi.“Wah... bagus banget ya, Yo” kata Ify kagum yang hanya ditanggapi dengan anggukan kecil dari Rio. Mereka sekarang berada dipusat perbelanjaan Tokyo, Harajuku. Semuanya penuh dengan papan menarik toko-toko fashion ternama. Tak sengaja, mata Ify menangkap segerombolan remaja wanita berkostum unik. Mereka terlihat sangat lucu. “Yo, foto bareng mereka yuk” ajak Ify semangat sambil nunjuk-nunjuk ke arah remaja tadi. “nggak nggak ah... malu gue. Masa laki-laki foto bareng cewek yang pake kostum... apaan tuh ?” “BARBIE !” sambung Ify cepat. Raut kecewa terlihat diwajah Ify. “Ya udah deh.. nggak pa-pa” pasrah Ify. Melihat itu, Rio menjadi kasihan juga. “jangan gitu dong mukanya.. jelek tau ... hmm.. oke... tapi lo yang foto bareng mereka, gue yang fotoin. Gimana ?” tawar Rio sambil menunjukan kamera SLRnya. Ify mengangguk cepat sambil tersenyum senang. “Nah.. gitukan cantik” ujar Rio sambil tersenyum dan bersiap mengacak-acak poni Ify. Melihat itu, Ify langsung memegang tangan Rio, bermaksud mencegah. “ehhheehh... jangan... ntar rusak lagi poni gue” kata Ify tidak menyadari kalau ia masih memegang tangan Rio. “ehem... Fy..” “apa ?” tanya Ify heran. “mau sampe kapan lo pegang tangan gue ? lo suka ya sama gue ?”goda Rio. Ify menatap tangannya yang masih memegang tanagn Rio. Seketika ia melepasnya dan menahan malu. “engg... enggak ko.. enggak.. lagian.. lo ke-PD-an deh..” ujar Ify salting. “Masa sih ? ngaku deh lo, behel” “Ishh,,, lo apa-apaan sih... dasar rese” “cungkring” “lo juga” “nggak tuh, gue mah keren pisan euy..” “kerenan gue dong” ujar Ify bangga. “Iya.. iya.. terserah lo deh... lagi nggak mood gue debat sama lo. Ujung-ujungnya tetap gue yang ngalah. Elo-kan nyolotnya selangit” kata Rio sambil menyindir Ify. Mendengar itu, Ify langsung manyun. “Nggak usah pake manyun, kan bisa neng ?” ujar Rio sambil menatap Ify. Ify semakin menjadi-jadi. Ia memanyunkan mulutnya semanyun-manyun(?)nya. Perlahan, Rio membungkukkan badannya sehingga wajahnya tepat berada disamping Ify. “kalo lo manyun sekali lagi, bibir lo nggak bakal selamat” bisik Rio tenang, tapi terdengar mengancam dan mengerikan. Ify langsung menelan air liurnya. “oke.. oke.. sekarang, jauhin wajah mesum lo dari hadapan gue” Rio pun menarik(?) wajahnya kembali sambil tersenyum penuh kemenangan. Ify mencibir sebal sambil sesekali merapikan rambutnya. “Ya udah, ayo. Keburu pergi tuh barbie norak” ujar Rio sambil menggandeng tangan Ify layaknya seorang kekasih. “elo tuh yang norak” ujar Ify. “jangan mulai lagi deh” mereka pun berjalan lagi menuju kearah ‘barbie norak’ –kata Rio sih-. Ketika mereka sudah hampir sampai, Rio dan Ify terheran-heran melihat beberapa diantara mereka yang berbisik-bisik sambil senyum-senyum najis(menurutRio) menatap Rio. “Fy, feeling gue nggak enak nih” bisik Rio pelan. “nggak pa-pa kok” balas Ify mencoba menenangkan Rio. Mereka sudah berjarak 2 meter dari barbie-barbie itu. “Hai. Can I....” ucapan Rio terpotong ketika melihat salah satu dari barbie itu berjalan mendekatinya dengan tatapan yang menggoda. Rio meneguk ludahnya sambil membatin ‘tuhkan... bener feeling gue’. “HUAAAAAAAA KABUURRRRR” teriak Rio sambil menggeret Ify yang dari tadi berbicara dengan anak kecil, lalu lari. Barbie-barbie itu berlari mengejar Rio. “Your, handsome boy. Awww.... i’m fall in love with you” ujar barbie yang paling norak. Karena beberapa barbie itu adalah ‘bencong tulen’, Rio pun tertangkap, lengkap dengan Ify (?). Mereka mulai menggoda-goda Rio, mencolek dagunya, mencubit pipinya. Keadaan udah panas banget. ‘kayaknya gue harus nekat nih, dari pada mati disini’ batin Ify yakin. Ia menarik napas dalam-dalam. “STOOOOOOOPPPPPPP...... DON’T DISTRUB US, HE IS MY BOYFRIEND” teriak Ify sangat kencang lalu merangkul lengan Rio. semua sempat kaget dengan tindakan Ify. ‘boleh juga ide Ify’ batin Rio senang. “Yes, I am her boyfriend, and her my girlfriend.” Jelas Rio. Tatapannya kini berahli kearah Ify yang memasang muka –sok- ngambek. “Dont angry again, dear. I’m sorry” ujar Rio –sok- tulus, sambil memegang pipi Ify dan tersenyum maksa. “oouuuwhhh... So sweet” kata semua orang disitu sambil menatap RiFy kagum. “excusme. We have to go now” pamit Rio sambil merangkul Ify mesra. DEEGGG... DEEEGGGG.... DEEGGGG... detak jantung Rio dan Ify tidak bisa dikendalikan. Mereka pun pergi pulang ke hotel.
---------------------------------------------------------------------------
Hotel Rify’s Japan.
“Jadi hotel rify udah ada di Jepang ? kok gue nggak tau ya ?” gumam Ify bertanya. Pasalnya yang punya hotel ini adalah Sivia, kakak sepupu Ify. “Norak banget sih lo. Ini tuh hotel barunya kak Sivia, yang minggu lalu diresmiin.” Jawab Rio. “Oh... yang waktu katanya mau resmiin hotel baru ? ternyata disini. Udah ah masuk yuk...” ajak Ify sambil menggandeng tangan Rio. Rio terpelonjak kaget. “heh, behel gila. Ngapain lo pegang-pegang tangan gue ?” ujar rio nggak nyante. Tapi percuma, Ify tak mendengarnya.
“Excusme, can I help you ?” ujar seorang cowok berseragam khas hotel Rify. ‘kayaknya gue kenal banget deh sama ni suara’ batin Ify berbicara. Reseptionis itu mendongkakan kepalanya. “IFY ?” “HAH ? KAK ALVIN ? Bwhaaaahahaha  haahahahaaaa” ujar Ify kaget sambil diselingi tawa. Alvin hanya menggerutu sebal. “Eh, elo, Vin. Ngapain lo disini ?” sapa Rio kaget juga. “Ada lo juga, Yo ? waduuh malu deh gue” ujar Alvin sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. “Gue disuruh sama kakak sepupu tercinta lo itu, Fy. Si Sivia sableng” gerutu Alvin. “Hush.. istri sendiri dibilang sableng. Ntar dia denger nyahok lo” ujar Ify sambil tersenyum menahan tawa. “ehhhmmmm.... siapa yang sableng ? HAH ?” seorang cewek cantik tiba-tiba berada dibelakang Alvin. “KAK VIAAAAAAAA......” teriak Ify sangat senang. “EH.... IFYYYYY.... lama ya... kita nggak ketemuan” ujar Sivia sambil ber-cipika-cipiki dengan Ify. “Kak, tadi kak Alvin bilang lo sableng” adu Ify pada Via sambil menunjuk Alvin yang terlihat pucat. Sivia menatap horor pada Alvin.”Dasar suami gila. Istri sendiri dibilang sableng. Terus suaminya apa hah ? rombeng ? gembel ?” beginilah Sivia kalau sudah marah. Tapi biar begitu, ia sangat cinta sama Alvin. “Kamu sih. Suami cakep kayak gini di suruh jadi reseptionis. Kan nggak asik” “ya udah. Nanti aku suruh Cakka gantiin kamu” “bukannya Cakka di Aussie ?” “oh, iya lupa. Nova ?” “di Amerikaaaaaa, kak Viaaaa” “Sion ? Patton ? Dayat ? Febby ? Prissy ? Angel ?” tanya Sivia beruntun. “Indonesia, Malaysia, Singapura, Florida, Paris, Brazil” jawab Ify dan Rio beruntun. “OH IYA ! Alvin aja terus” seru Sivia diakhiri cengiran khas. Semua pun melirik Alvin. “APA ? NO WAY” “NGGAK POKOKNYA HARUS KAMU” blablablabla... pasangan Alvia ini jika sudah bertengkar... kagak bakal kelar2. “kak, kunci kamar gue mana ?” ujar Rio dan Ify bersamaan. “Nih... KAMU TUH YA.... JADI SUAMI NGGAK BERBAKTI SAMA ISTRI SENDIRI... GIMANA NANTI KALAU blablabla...” Sivia lalu memberikan 2 kunci kamar, dan lanjut memarahi Alvin. Rio dan Ify langsung ngacir kekamar masing-masing.
***LIFT***
Saat Ify dan Rio suda berada didalam lift, tanpa sengaja, tangan Rio menyentuh tangan Ify saat Ify mau menekan tobol yang sama. DEG DEG DEG DEG DEG DEG “eh..” gumam keduanya. Tatapan mereka beradu (ceilahhh). “Ngapain lo pegang-pegang tangan gue ?” bentak Ify untuk menutupi kesaltingannya. “sorry. Gue nggak sengaja.” Ujar Rio datar tanpa ekspresi. Saat mereka ingin menekan tombol lagi, tangan mereka bersentuhan lagi. “gue aja” “gue” “gue” sementara mereka berdebat, tangan Ify sudah merayap(?) menekan tombol 30 ( 24 + 06 = 30 ).”lo kalah cepat sama gue .. wleee” ujar Ify sambil memeletkan lidahnya. Dalam hati, Rio tertawa gemas melihat tingkah Ify, tapi tentu ia sembunyikan. “iya deh” ujar Rio pasrah.
TING... Lift terbuka –cepet amat-. Ify dan Rio pun langsung lari keluar.
***
“Yo, kamar lo nomor berapa ?” tanya Ify sambil memperhatikan kuncinya. “Nomor 30. Lo ?” “gue nomor 31. Berarti kamar kita berseblahan dong ? kyyaaaa.... gue nggak mauuuuu ! tampang lo, tampang mesum tau !” ujar Ify histeris sendiri. Rio ngakak dalam hati, tapi dia hanya senyum doang. “Lo pikir gue om-om ? hah ?” Rio melotot pada Ify. “kan dikit lagi lo jadi om-om” ujar Ify polos. PLETAK ! sebuah jitakan mulus mendarat di dahi Ify. “Aduh ! sakit, sek. Lo kalo mau ngejitak gue, kira-kira dong” omel Ify sambil memegang dahinya. “Makanya, punya mulut ya, dijaga neng” kata Rio santai. “ya, udah. Gue kekamar dulu ya. Babay, Bela” Rio langsung menggeret kopernya kekamar nomor 30. “Bela ?” gumam Ify bertanya. Ia lantas berbalik badan untuk melihat apakah ada orang lain selain dia. “Nggak ada kok. Nah... terus .. ma.. maksud.. Rio ap.. apa ? jangan-jangan... kyaaaa.... HANTUUUUU” dengan cepat Ify menarik kopernya menuju kamar Rio yang pintunya agak terbuka sedikit. Keringat dingin sudah membanjiri pelipis Ify. Ia sungguh takut sama hantu. CKLEK... “hosh... hosh... hampir aja... hosh” gumam Ify. Nafasnya tersengal-sengal. Rio yang baru saja ingin mandi langsung terhenti ketika mendengar jeritan Ify. Dilihatnya Ify sudah berada dikamarnya lengkap dengan koper biru toscanya. “heh ! salah masuk kamar lo ! hush” usir Rio pada Ify. “Rio ?!” Ify langsung memeluk lengan Rio. “gue.. gue takut, Yo. Ada.. ada...” “ada apa ?” “ada HANTUUUU diluar” “HAHAHAHAAA ! Lo lucu deh, Fy. Mana ada hantu dihotel elit gini. Ngayal lo” Ify langsung melepas pelukannya dan menatap penasaran pada Rio.“Nah, lho. Terus, Bela itu siapa ?” tanya Ify polos. “Bela itu elo !” gemas Rio pada Ify sambil mencubit pipi Ify. “aduhh... sakit tau. Ngemeng-ngemeng. Nama gue kan Alyssa Saufika Umari atau Ify. Nggak ada unsur ke-Bela- Bela’annya(?)kan ?” “Dodol lu... Bela itu singkatan dari BEhel giLA. HAHAHA” Rio tertawa puas ketika melihat ekspresi kesal Ify. Ia mengembungkan pipinya dan memanyunkan mulutnya. Tampangnya bukan seperti orang ngambek atau kesal, tapi seperti anak 3 tahun yang sangat menggemaskan. Rio tak tahan lagi. Ia segera mencubit pipi Ify, sambil tertawa pelan. “Eeee... Auuu... Aduhh sakit ... sakit” jerit Ify sambil menutup matanya dan memegang pipinya bermaksud untuk melepaskan cubitan Rio. Tapi, yang terjadi malah ia memegang tangan Rio. “Ehhh.. sorry-sorry” ujar Ify sambil kembali menurunkan tangannya. Rio hanya tersenyum kaku sambil mengangguk lalu melepaskan cubitannya. “Eh, iya. Papa lo tadi sms gue, waktu di Indo sih. Tapi gue belom baca. Gue bacain ya...” Rio lalu mengambil I-phonenya. “Dengerin baik-baik”
From : Om Hanafi.
Rio, jagain Ify ya, selama di Jepang. Maaf lho, om nggak bisa anterin kalian berdua ke bandara, soalnya om banyak kerjaan nih. Oh ya, Ify tuh anaknya agak susah diatur. Tingkahnya kadang-kadang kayak anak kecil banget. Terus dia itu rada-rada bawel, cerewet, nyolot, manja,  gampang banget ngambek lagi. Jagain Ify yah. Ancam apa aja supaya dia nurutin kamu. I believe in you, Mario J.
“nah, Sekarang lo udah dengerkan, nona Alyssa. Jadi gue nggak usah susah-susah jelasin lagi ke lo.” Ujar Rio sambil tersenyum menang. Ify hanya melengos dan segera pergi kekamarnya.
**Ify’s room**
Ia masuk ke kamarnya dengan wajah ditekuk. “ishh.. sial banget gue. Tujuan gue kan mau liburan bukan buat dijajah sama si pesek itu. Gila ! apa lagi 2 minggu di sini. Huffth..” kata ify kesal. Ia segera mengambil peralatan mandinya dan segera mandi. 15 menit kemudian... Ify keluar dari kamar mandi dengan handuk pendek yang melilit ditubuhnya dan rambutnya. Ia segera membuka handuk yang ada dikepalanya dan mengambil hairdryer. Tiba-tiba... CKLEKKK... “Fy gue.. AAAAAA” BUUUK “AAAAA” teriak Ify ketika mendengar seseorang membuka lalu membanting pintu kamar hotel itu.  Ify segera mengganti pakaiannya dengan baby doll yang bergambar sapi kecil dan imut. Ia tidak memperdulikannya.
**Rio’s room**
“segarnya...” gumam Rio. Ia sudah selesai mandi. Tak berapa lama, ia merogoh kantung celana jeansnya untuk mengambil I-phonenya. Rio terlihat sangat asik bermain I-phonenya. Tiba-tiba I-phonenya itu mati. “Yaaaah... habis deh, batterynya. Gue pinjam ke Ify deh chargernya.” Rio lalu melangkah kekamar Ify. Ia membuka pintu kamar Ify. CKLEKKK... “Fy gue... AAAAAA” teriaknya dan langsung menutup pintu kembali. BUUUK. “AAAAA” terdengar jeritan Ify dari kamar. “hosh...hosh..” Rio tak sengaja melihat bagian tubuh Ify yang tidak tertutupi handuk. Begitu putih dan terlihat mulus. Ahhh.. Rio lo mikir apa sih. Rio menyandarkan tubuhnya di pintu dan memukul pelan kepalanya.
***
CKLEK... pintu itu terbuka dan alhasil, Rio terjatuh kebelakang dan menindih tubuh Ify. Rio dapat mencium aroma parfum Ify yang menurutnya sangat wangi dan terkesan seksi. Begitu pun Ify. Ia juga dapat mencium aroma maskulin dari tubuh Rio. Ify sangat menyukai bau maskulin dari pemuda tampan tersebut. “aduh.. heh, Rio mesum, bediri lo. Berat banget nihh... makanya kalo mau bikin dosa jangan sering-sering. Dosa lo berat banget” celetuk Ify sambil memukul pundak Rio pelan. Rio segera berdiri dan merapikan bajunya. Ia tidak begitu memperhatikan omelan Ify tadi. “Fy, gue pinjam charger lo dong. I-phone gue mati nih” Rio lalu menunjukan I-phonenya yang sudah mati total. “bentar” ujar Ify kesal. ‘knapa tuh anak ? mungkin masih kesal gara-gara kejadian tadi. Hihhihiii’ batin Rio sambil tersenyum sendiri. Tak lama kemudian, Ify kembali sambil memegang charger I-phone dan memberikan pada Rio. “nih ! lain kali kalau mau masuk ketuk dulu... gue sumpahin nggak laku lo” ucap Ify ketus sambil bersumpah. Rio segera mengangguk dan mengambilnya lalu tersenyum kaku. “thanks. Gue balik dulu. Dan... untuk sumpah lo, mohon di cabut nona Alyssa. Karena lo bakalan cinta sama gue... byee” Rio lalu kembali kekamarnya. “Heh ! gue nggak pernah suka sama lo, mesum ! Isshhh awas aja looo” Ify kemudian masuk kekamarnya dengan perasaan kesal.
***Ify’s room***
“sumpahh... gue malu banget tadi... Isssshh... dasar mesum” ujar Ify sambil duduk ditepi kasurnya. Ia kembali mengingat kejadian tadi. “aiissh... gue kesel banget sama Rio. Huffthhh”  Ify melengos kesal lalu melemparkan(?) tubuh mungilnya itu ketempat tidur. Tak berapa lama, Ify sudah berada di dreamland.
***Rio’s room***
“Ify ify... ckckckckck...” gumam Rio tak jelas sambil memasukan charger Ify ke I-phonenya dan menyambungkan ke arah listrik. “gue tidur dulu deh” Rio pun merebahkan tubuhnya di kasur empuk hotel tersebut.
****
Tak terasa, mereka sudah 13 hari di Jepang. Dan semuanya dilewati dengan berkunjung ketempat-tempat wisata di Jepang, tempat belanja dan tempat-tempat lainnya. Dan hari ini, the last day at Japan. Ify dan Rio lebih memilih mengunjungi tempat yang banyak bunga sakuranya *guenggaktaunamanya*. Mereka berdua duduk dikursi taman yang paling pojok. “Yoo... keren banget yaa” ujar Ify kagum sambil menunjuk deretan bunga pink itu. Rio hanya mengangguk dan tersenyum. Sudah 30 menit mereka mengintari taman itu. Tak sengaja, mata Ify menangkap sebuah kedai Ice cream di seberang jalan. ‘mumpung cuaca mendukung’ ucap Ify dalam hatinya. “Yoo” panggil Ify pada Rio yang sedang asik-asik memotret bunga tersebut. “hmm...” respon Rio dengan deheman tanpa mengahlikan pandangannya.
“yooo” panggil Ify sekali lagi.
“hmmm” Rio masih tidak menatap Ify.
“RIO !” panggil Ify sambil membentak kesal.
“Kenapa ?” ujar Rio sedikit kesal sambil menatap Ify.
“gue mau itu..” Ify menunjuk kedai Ice cream tadi.
Rio menatap sekilas tempat itu. Untuk pergi kesitu saja, nyawa yang jadi taruhan. Bagaimana tidak ? kedai itu berada disebrang jalan yang sangat luas yang dilalui oleh kendaraan-kendaraan yang berkecepatan WOW banget. GLEK... Rio menelan salivanya.
“Riooo... anterin yaaa. Gue mau kesitu” rengek Ify seperti anak kecil.
“Nggak ! lo nggak liat apa. Kedai itu desebrang jalan raya. Lo mau nyari mati ?” tolak Rio.
“Ahhh.. Riooo gue mau ituuu.... ayolaahh” Ify menarik-narik lengan Rio dengan manja.
“huuufthhh... lo taukan akibatnya kalau melanggar perintah gue? Lo ba...”
“Lo bawel gue cium lo. Itukan ? hufffthhh” lanjut Ify sambil menatap Rio kesal. Memang Ify sangat bawel sama Rio. Segala macam ancaman sudah Rio keluarkan, tapi Ify punya penangkalnya laah. Ify gitu lhooo. Tapi, jurus cium-mencium ini, yang tidak ada penangkalnya. Ify mulai merengek-rengek pada Rio.
“huuhhh.. okeh... lets go” Rio akhirnya pasrah. Dengan semangat 45, Ify menarik tangan Rio supaya berjalan mengikutinya. Kali ini, mereka sudah sampai diujung jalan. Tinggal nyebrang deh. ify mulai mengkomandoi mobil-mobil itu agar berhenti mereka mau nyebrang. Selangkah lagi, mereka akan sampai. Tiba-tiba dari arah Rio, ada sebuah sedan yang melaju sangat cepat. Rio yang melihat itu, langsung mendorong kasar Ify, sehingga tubuh Ify terjatuh ditrotoar. “auuu...”rintih Ify sambil mencoba berdiri. Kakinya terasa sangat lemas dan sangat sakit karena ada luka dibagian lututnya.
CIIIIIITTTT.....
BUUUUKKKK...
Terdengar suara rem mendadak yang disusul dengan suara tabrakan.
“AARRGGHHHH” jerit seseorang. Dari suaranya, tampak ia sangat merasa kesakitan. Ify merasa sangat familiar dengan suara itu. Ia segera membalikan tubuhnya menghadap ke jalan raya. “RIOOOOOOO !!!!” teriak Ify sambil berlari kearah Rio. Ia tidak memperdulikan luka dikakinya yang sudah berdarah. Ify segera meraih kepala Rio dan menaruhnya di atas pahanya. Darah dikepala Rio semakin banyak berkeluaran, dan ada sedikit luka kecil dibagian dahinya. Ify menangis tersedu-sedu, sambil sesekali menghapus air matanya. Tanpa disadarinya, orang-orang sudah berkumpul dilokasi kejadian. Beberapa diantaranya mungkin sudah memanggil ambulans. “Rioooo....hikss hikss lo jangan pergiiii.... huaaaaaaa..... guee.. gue.. nggak bisa.. hiks... hikss.. hidup tanpa ... hiks.. loo.. HUAAAA” tangisan Ify pecah. “I... fy... gu.. e.. sa.. yang... ba.. nget... sa.. ma... loe... bah..kan... cinta.. ba..nget.. loe... ma..u ng..gak... ja..di.. pa.. pa..car... terakhir gu..e ?” ujar Rio terbata-bata, sambil menyungging-kan senyumannya. Sebenarnya kalau dicermati, kata yang berhasil Rio ucapkan tanpa terpatah yaitu ‘cinta’dan ‘terakhir’ kalau digabung jadi ‘cinta terakhir’. Belum sempat Ify menjawab, tim ambulans sudah tiba dan segera mengangkat tubuh Rio agar bisa dimasukan kemobil. “riooo.. rioo... jangann... pergi...” lirih Ify. Seorang perawat menghampiri Ify. “Maaf, mbak. Saya orang Indo juga kok. Sebaiknya, untuk kelancaran perawatan diambulans, anda pergi kerumah sakit menggunakan taxi. Terima kasih. Permisi” kata perawat itu sambil pergi menaiki ambulans. Tapa pikir panjang, Ify segera memberhentikan taxi yang kebetulan lewat disitu. Dengan tergesa-gesa,  Ify menaiki taxi itu. “Sir, follow the ambulance.” Ujar Ify pada sopir taxi tersebut. Mobil segera berjalan mengikuti ambulans itu. Didalam taxi, Ify sibuk menghubungi Sivia dan Alvin.
***
R.S Haitchi Japan.
Setelah membayar taxi, Ify segera menyusul ambulans tadi dan  ia mendapati Rio yang sedang dibawa dengan kasur dorong(?). ia mendekati pasien tersebutdan mulai memanggil nama Rio berulangkali lengkap dengan air mata. Tak lama kemudian, perawat yang berasal dari Indonesia tadi mengha-mpiri Ify dan mencegahnya untuk masuk. “maaf, mbak tidak boleh masuk, tunggu disini saja ya” “tapi, suster... hhh... baik” Ify pun terkulai lemas di kursi tunggu dekat ruangan ICU. Ia menelungkupkan tangannya tepat diwajahnya, lalu menangis sejadi jadinya. Ia menyesali segala perbuatan buruknya pada Rio dulu. ‘gue bodoh...’ entah sudah keberapa kalinya ia mengucapkan kata itu dalam hatinya. Tap.. tap.. tap... “Ify ?” seseorang memanggil nama Ify. Gadis itu mengangkat kepalanya lalu menatap orang itu dengan tatapan yang sangat sedih. Ia berdiri dan berlari menghampiri orang itu kemudian memeluknya dan mulai menangis keras. “Kak  Viaa.... hikss.. hikss... gue bodoh kak.... gu. .. gue... HUAAAAAAA” “Ify, Ify udah... Rio pasti baik-baik aja kok” ujar Sivia mencoba menenangkan gadis ini. Sivia mengelus rambut Ify dengan penuh sayang. “kita duduk dulu yuk” ajak Sivia sambil menuntun Ify yang sekarang sudah sangat berantakan. Ify hanya menuruti saja. “kak... guee... hikss... hiks.. gue bodohh.. gara.. gara.. hikss.. gue.. Rio.. celaka.. hiks..” liriih Ify. “ya udah... itu semua udah jadi... itu kecelakaan Ify.. sekarang kita tunggu aja ya” “kak.. Alvin ?” “dia nggak datang, Fy. Banyak kerjaan” ujar Sivia lembut. Mereka berdua menunggu sambil harap-harap cemas.
1 jam...
2jam...
3jam...
Akhirnya dokter Andi –dokter yg merawat Rio- keluar dari ruang ICU. Ify langsung menghampirinya. “doookkk.... giimana.. hiks.. keadaannyaa.. ?” tanya Ify disela-sela tangisannya. “Maaf...” dokter Andi terlihat sangat sedih. “Nyawa... Marioo... sudahh.. tidak.. tertolong lagii..” ujar Dokter Andi sambil menundukkan kepalanya. Ify yang mendengar itu menangis sejadi-jadinya. “RIIOOOOOOO ! maafin guee.... hikss... gue bo..doh.. banget... kalo... aja.. hiks.. gue.. ng..gak mak..sa.. lo hikss... loo.. ng..gak.. bakal... gi...ni... huuhuhuhuhuuu” Ify histeris sendiri. Sivia Cuma diam, dan tanpa terasa, setetes mutiara bening jatuh dari matanya. “LO JUGA BELUM DENGAR JAWABAN GUE.... GUE JUGA SAYANG DAN CINTA BANGET SAMA LO ! GUE MAU JADI PACAR LO ! RIOOOOOOOO” teriak Ify sekeras-kerasnya. Ia tidak memperdulikan beberapa orang Jepang menatapnya dengan tatapan aneh dan beberapa juga menatapnya dengan tatapan kasihan. Tiba-tiba... CKLEEKK... “Ribut amat sih lo. Orang mau istirahat juga..” omel seorang cowok. “RIO ? KYAAA.... Lo masih hidup ? ahhhhh...” Ify segera memeluk cowok tadi yang ternyata adalah Rio. “wooww...wooo.. Ifhh... Fyyhhh... gueh.. nggak bisa ... naphass” ujar Rio kesulitan bernapas karena Ify memluknya sangat kencang. “BODO !” Ify semakin mengeratkan pelukannya. “ehh.. bentar-bentar... kata dokter lo udah mati ?” ujar Ify meminta penjelasan pada dokter dan rio. “hehe.. jadi gini, Fy ceritanya...
Flashback.
Dokter sudah selesai menangani luka kecil dipelipis Rio. Dan, Rio juga sudah sepenuhnya sadar. “ehhmm... Dok, di depan tadi ada anak gadis berdagu tirus, rambutnya panjang, terus badannya kurus gitu sama make behel ?” tanya Rio pada dokter Andi. “hmmm.. ada, ada” jawab dokter Andi yakin. “Dia sama siapa ?” tanya Rio lagi. “sama cewek agak sipit, berambut pendek” “ohh... dok bilang ke mereka saya sudah meninggal ya ? saya mau denger suara seseorang” ujar Rio sambil tersenyum licik. Dokter Andi hanya mengangguk dan keluar dari ruangan ICU

Flasback End
Gitu” ujar Rio mengakhiri ceritanya. “Eh.. wait deh... gue kan nembak lo pas kecelakaan..., jawaban lo apa ?” kata Rio pada Ify dengan nada menggoda. Sebenarnya, Rio sudah tau jawabannya. Sivia yang melihat itu hanya geleng-geleng kepala. “huh, dasar... sementara kecelakaan, bukannya pikirin nyawa, malah mikirin perasaan... ckckckckck... anak muda jaman sekarang” ledek Sivia. “yee... emang lo sama Alvin, jadiannya di depan jamban orang, dekat tempat pembuangan sampah lagi... ishhh” Rio bergidik ngeri. “jangan buka kartu” ujar Sivia malu. Rio, Ify bahkan dokter Andi terkekeh pelan. “jadi, apa jawaban lo ?” Rio kali ini berahli kearah Ify. “gue nggak mau. Lo sih, pake boongin gue” ujar Ify kesal. Rio mengembangkan senyumnya. “oh ya ? lo nolak gue ? terus siapa teriak-teriak ‘LO JUGA BELUM DENGAR JAWABAN GUE.... GUE JUGA SAYANG DAN CINTA BANGET SAMA LO ! GUE MAU JADI PACAR LO ! RIOOOOOOOO’.... terus siapa juga yang peluk-peluk gue tadi ?”ujar Rio sambil menirukan gaya bicara Ify. Gadis yang satu ini, malunya minta ampun. “lo kan udah, tau.. pake nanya lagi” gumamnya. Tanpa pikir panjang, Rio segera memeluk kekasih barunya itu. “thanks, Fy. I love you Alyssa” bisik Rio tepat ditelinga Ify. “I love you too, Mario” balas Ify. Bahkan, hubungan mereka sudah sampai dipelaminan. Dan sekarang...
“MAMI.... PAPI !!!!! kalian kok pacalan mulu sih. Lyssa dicuekin telus” kesal seorang gadis kecil yang sangat cantik dan imut. Ia memasang wajah cemberut. Mendengar itu, Rio dan Ify segera menghampiri anak pertama mereka. “maaf, Ryssa. Jangan cemberut gitu dong... kamu jelek tau” ujar Rio sambil mencubit pipi anaknya gemas. “aduh... mami... papi cubit pipi Lyssa nih... cakit” lapor Ryssa pada mamanya. “oh, ya. Mami, papi. Alti nama Malyssa itu apa, cih ?” tanya gadis kecil itu pada kedua orang tuanya. “Maryssa itu, singkatan dari Mario Alyssa.” Jelas Ify pada putrinya. “ohh... mami, papi, Lyssa pengen punya balbie balu. Yang ada cicilnya cama mahkotanya.. yaya ?” pinta Ryssa pada kedua orang tuanya. “siap, tuan puteri” Rio lalu menggendong anaknya. Ify yang melihat itu merasa bersyukur sekali dan tak lupa juga, sangat bahagia sekali. Bahagia itu... sederhana.
Mario Stevano Aditya Haling
Maryssa Stevanny Alyca Haling
Alyssa Saufika Umari
 
Hahahahaa... editan gue tuh yang diatas ._.v